Senin, 23 Desember 2013

Kaca Yang Berdebu

Aku baru saja duduk sambil bercengkerama bersama teman-teman di koridor kantor. Tiba-tiba seorang wakamad sarpras menghampiriku seraya berkata "Ibu wali kelas 9C kah.??" aku mengernyitkan dahi "iiyya" jawabku datar. "Anak-anak ibu baru ja merusak lantai di kelas. Ada beberapa ubin retak dan pecah". Lanjutnya tanpa menunggu pertanyaan lanjutan dariku. Aku menghela nafas begitu berat, rasanya menohok banget. Ini bukan pertama kalinya laporan masuk tentang kenakalan anak waliku. Guru-gurupun dah angkat tangan kalau bahas tentang mereka. Pihak Kesiswaan dan BK pun seakan enggan kalau berhubungan dengan kelas 9C. Yaa Rabb....apa yg harus aku lakukan.?? Aku membatin dlm hati. 

Seminggu dh terbaring sakit di rumah, hari ini baru ja masuk langsung disodorkan dengan ulah anak-anak itu. Astaghfirullahal 'adziim...ujian kehidupan datang lagi menghampiriku. Sambil berusaha tersenyum akupun berkata "Okelah pak, nanti saya yg urus mereka". Perlahan tapi pasti, akupun melangkah menuju kelas. Rintik-rintik hujan yang mulai membasahi jilbab dan jaketku tak aku indahkan. Aku terus berjalan dengan perlahan. Seperti sudah tahu akan kehadiranku, anak-anak itu duduk manis di dalam kelas. Aku menatap mereka satu persatu untuk memastikan apakah di wajah polos mereka tersimpan sesuatu yang mereka sembunyikan.? "Ibu baru ja dapat laporan kalau telah terjadi sesuatu di kelas kita?" Tanyaku dengan wajah dingin tanpa senyum. "Tidak ada ibu". Jawab mereka hampir berbarengan. "Trus katanya ada yg tumbuk lantai mpe pecah itu bener tidak??" lanjutku kemudian. Aku kembali menatap beberapa wajah yang sering berbuat ulah dalam kelas. Kuselidiki setiap sorot mata yang mereka tunjukkan, aku hanya ingin memastikan bahwa tidak ada kebohongan disana. Sebab, sudah terlalu sering mereka mengelabui guru-guru..

Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar