Selasa, 18 Agustus 2020

Modul IPA Kelas IX Kurikulum 2013 - Bab 2 Part 4

 

                 Bab 2                            

Sistem Reproduksi Pada Hewan                        Part 4

 

1. Teknologi Reproduksi pada Hewan

Teknologi reproduksi pada hewan contoh Inseminasi Buatan (IB) . IB disebut juga kawin suntik. Hal ini karena IB adalah memasukkan cairan sperma laki-laki unggul kedalam saluran sapi betina menggunakan alat seperti suntikan.

IB memiliki manfaat yaitu kecerdasan waktu, efisiensi, dan memperbaiki kualitas anakan sapi. Perbaikan kualitas misalnya sebagai penghasil daging yang berkualitas (sapi potong). Contohnya untuk menghasilkan anakan sapi dengan kualitas daging baik dan jumlah banyak maka diambil sperma sapi brahman (India) untuk diinseminasikan ke sapi betina lokal. Selain IB, ada juga teknologi pada hewan yaitu kloning. 

Kloning adalah proses menghasilkan individu baru yang terdiri dan menghasilkan anakan yang sama persis dengan induknya secara penampilan dan genetik.

Prinsip kerja kloning adalah data asli (DNA) dari suatu individu dan masuklah kedalam suatu data, suatu data berasal dari genetik (DNA) embrio tersebut. Setelah embrio tumbuh akan menghasilkan individu baru seperti yang di kloning.

Contoh dari kloning yaitu domba dolly. Domba dolly merupakan Mammalia pertama yang berhasil di kloning. Hewan yang selanjutnya berhasil di kloning yaitu sapi, kelinci, monyet dan sebagainya.

  

2. Adaptasi

Adaptasi adalah penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya. Adaptasi pada hewan ada 3 yaitu adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi dan adaptasi tingkah laku.

Adaptasi morfologi itu misalnya terjadi pada herbivora atau hewan pemakan tumbuhan. Contohnya kelinci, rusa, jerapah, monyet, dll. Karnivora adalah hewan pemakan daging atau hewan contoh serigala, singa, harimau, elang dan sebagainya. Omnivora adalah hewan pemakan contoh babi dan rakun.

Perbedaan antara ketiga jenis hewan tersebut adalah pada struktur gigi, sistem pencernaan dan sistem pencernaan.  Itulah yang disebut adaptasi morfologi.

Adaptasi fisiologi merupakan adaptasi hewan mangsa yang memiliki bentuk fisik tertentu agar terhindar dari predator. Adaptasi fisik terjadi pada hewan yang memiliki bentuk tubuh tertentu dan terlihat seolah-olah menyatu dengan lingkungan. Beberapa serangga memiliki kulit yang keras. Kura - kura, penyu dan hewan perairan memiliki pelindung tubuh agar terhindar dari predator.

Ukuran tubuh juga merupakan perlindungan diri. Hewan yang bertubuh besar biasanya lebih aman dari hewan bertubuh kecil.

Mimikri adalah kemampuan hewan hasil adaptasi yang memiliki kemiripan dengan hewan lain secara tingkah laku maupun penampilan. Contohnya ular kirmizi yang dapat ular karang dan belalang favorit bunga anggrek untuk menghindar dari predator.

Ular kirmizi raja yang berbahaya, sedang ular karang adalah ular berbahaya. Ular scarlet king mengalami perubahan genetik untuk berkembang ular ular karang. Jika ada predator yang tidak bisa berbeda dari kedua pihak tersebut, predator tidak akan menyebabkan kesalahan.

Kamuflase adalah hewan yang memiliki penampilan (seperti tanda atau warna) lingkungan. Kamuflase juga digunakan oleh predator untuk mengelabuhi mangsa.

Contoh kamuflase: belalang berwarna hijau yang tinggal di rerumputan, bunglon dapat mengubah warna tubuhnya sesuai dengan lingkungan, macan yang memiliki lurik yang dapat mengganggu rumput yang tinggi.

Adaptasi tingkah laku memungkinkan hewan untuk menangkap mangsa atau menghindar dari predator. Zat kimia merupakan zat yang sering digunakan beberapa hewan untuk menghindari predator.

Contoh adaptasi tingkah laku: beberapa semut dan belalang mengelurkan cairan tidak enak; when cumi, gurita and ubur - ubur terancam terancam, akan mengeluarkan tinta sehingga dapat melepaskan diri dari predator.

Perilaku berkelompok juga merupakan adaptasi tingkah laku untuk melindungi kawanan hewan dari predator. Contohnya: ikan yang membentuk kawanan akan terlihat seperti organisme yang besar, sehingga predator tidak akan memangsa kawanan ikan tersebut.

Tumbuhan juga melakukan adaptasi agar dapat bertahan hidup di daratan. Adaptasi yang dilakukan berupa perlindungan dan penyokong, substansi tambahan pada dinding sel dan adaptasi pada Perkumpulan.

Adaptasi perlindungan pada tumbuhan salah satunya mempertahankan kadar air di dalam tubuhnya. Batang, daun dan bunga memiliki lapisan epidermis yang dilindungi oleh kutikula. Kutikula adalah lapisan lilin yang diseksesikan oleh sel menuju permukaan tumbuhan. Kutikula Kehilangan air pada tumbuhan.

Penyokong adalah bentuk adaptasi yang dilakukan tumbuhan agar tumbuh dengan kuat di daratan. Tumbuhan memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Selulosa memberikan bentuk dan kekuatan pada tumbuhan.

Pada permukaan daun, terdapat stomata yang membuka pada siang hari dan menutup pada malam hari. Stomata membuka saat tumbuhan membutuhkan zat untuk fotosintesis. Stomata dapat menutup ketika telah kehilangan udara. Adaptasi ini juga dapat mempertahankan kadar udara didalam daun.

Tumbuhan juga memiliki substansi tambahan untuk beradaptasi. Contohnya daun pada pinus ( Pinus merkusii ) tahan terhadap es yang membeku diatasnya. Hal ini karena ada substansi tambahan yang membuat daun pinus tidak membeku.

Adaptasi pada persebaran : biji memiliki struktur yang membantunya terkenal dan jatuh pada tempat yang sesuai. Contohnya: biji dandelion memiliki sayap yang dapat membantunya terbang jika tertiup angin; biji rerumputan memiliki kait yang menjual pada baju manusia atau bulu burung, sehingga terkenal melalui perantara manusia atau burung.

 

3. Seleksi Alam

Menurut teori evolusi, teori seleksi alam menyatakan bahwa organisme yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya akan punah. Sedangkan organisme yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya akan saling bersaing untuk mempertahankan hidup.

 

ontoh seleksi alam teori evolusi: jenis biston yang berwarna putih dan berwarna hitam. Sebelum revolusi industri, jumlah Biston. bitularia putih lebih banyak yang hitam. Namun, setelah revolusi industri, jumlah Biston bitularia hitam lebih banyak yang putih. Hal ini karena Biston bitularia putih tidak dapat bertahan hidup dalam lingkungannya.

 

Selain itu, di alam terdapat rantai makanan yaitu hubungan mangsa memangsa dimana organisme baik tumbuhan, hewan, manusia dan lain sebagainya bersaing untuk mendapatkan makanan dan mempertahankan hidup. Organisme yang berhasil mempertahankan hidup dan menjaga kelestariannya adalah lolos dari seleksi alam.

 

 

Tugas 4 Bab 2

  1. Jelaskan perbedaan antara adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah laku!
  2. Jelaskan apa pengertian seleksi alam!
  3. Berilah salah satu contoh hewan atau tumbuhan yang hampir punah serta jelaskan bagaimana usaha manusia untuk melestarikan hewan atau tumbuhan tersebut! (Tidak boleh sama jawaban dengan teman. Jika sama jawabannya, maka akan dianggap nol!!!)
  4. Tahukah kalian dengan tumbuhan kaktus?

Yaap betul sekali, tumbuhan kaktus itu yang biasa kita jumpai di tempat yang kering dan gersang (padang pasir). Jika kalia tahu, coba kalian jawab pertanyaan ini!

Bagaimanakah tumbuhan kaktus dapat beradaptasi terhadap lingkungannya?

Modul IPA Kelas IX Kurikulum 2013 - Bab 2 Part 3

                     Bab 2                            

Sistem Reproduksi Pada Hewan                           Part 3

 

 

1. Reproduksi Aseksual pada Hewan

 

Hewan juga bisa mengalami reproduksi aseksual. Reproduksi aseksual hewan ada 3 yaitu Tunas, Fragmentasi dan Partenogenesis. 

Tunas adalah reproduksi aseksual dengan membentuk tunas seperti pada tumbuhan. Contohnya kelompok Porifera, Coelentarata dan Hydra sp.

Fragmentasi adalah reproduksi aseksual pada hewan dengan cara memotong tubuhnya. Framentasi ada 2 tahap yaitu : 1). Fragmentasi : pematahan atau pemotongan tubuh induk menjadi 2 bagian atau lebih, 2). Regenerasi : setiap potongan tubuh induk membentuk bagian tubuh lain yang tidak ada pada tubuh induk.

Contoh hewan yang mengalami fragmentasi adalah cacing pipih yaitu planaria (Planaria sp).

Partenogenesis adalah reproduksi aseksual yang betina menghasilkan ovum tanpa proses fertilisasi. Contohnya lebah, semut, kutu daun dan kutu air. Pada lebah, ovum yang dibuahi akan tumbuh menjadi lebah betina (steril), yang tidak dibuahi akan tumbuh menjadi lebah jantan (fertil).

Lebah betina bertugas sebagai pekerja, lebah jantan bertugas menghasilkan sperma untuk membuahi ovum yang dihasilkan lebah ratu. Lebah ratu adalah lebah yang menghasilkan telur dan telur tersebut akan mentetas menjadi lebah betina dan lebah jantan.


2. Reproduksi Seksual pada Hewan

Reproduksi seksual pada hewan terjadi melalui perkawinan yang selanjutnya terjadi proses fertilisasi sehingga menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio dan kemudian menjadi individu baru. Pada hewan, fertilisasi ada 2 cara yaitu internal dan eksternal.

Fertilisasi internal terjadi apabila proses peleburan ovum oleh sperma terjadi didalam tubuh hewan betina. Contohnya : ayam, kucing, burung dan sebagainya. 

Fertilisasi eksternal terjadi apabila proses peleburan ovum oleh sperma terjadi diluar tubuh hewan betina. Contohnya : katak, ikan dan sebagainya.

Berdasarkan cara perkembangan dan kelahiran embrionya, reproduksi aseksual hewan dibagi menjadi 3 yaitu : Vivipar, Ovipar dan Ovovivipar.

Vivipar adalah hewan embrionya berkembang didalam rahim hewan betina (induknya). Disebut juga hewan beranak. Embrio akan memperoleh nutrisi melalui plasenta. Pada Mammalia, bayi hewan diberi nutrisi berupa susu (ASI jika pada manusia) yang dihasilkan oleh induknya.

Contoh hewan vivipar : sapi (Bos taurus), kambing (Capra aegagrus), kuda (Equus caballus), kucing (Felis catus) dan sebagainya .

Ovipar adalah hewan yang embrionya berkembang didalam telur. Disebut juga hewan bertelur. Telur ini dikeluarkan dari tubuh hewan betina dan dilengkapi oleh cangkang. Embrio yang berkembang di dalam telur mendapatkan nutrisi dari kuning telur (yolk).

 Seringkali telur hewan di konsumsi oleh manusia, misalnya telur ayam. Telur adalah embrio yang dapat menetas jika dierami atau mendapat perlakuan seperti dierami. Telur terdiri atas kuning telur (yolk), membran vitelin, putih telur (albumin), kalaza, embrio, ruang udara, cangkang telur dan membran cangkang telur. 

Pada telur ayam kampung, embrio tetap dijaga agar tetap berada diatas kuning telur oleh tali yang berada disamping kuning telur yaitu kalaza.

Kuning telur mengandung protein, lemak, ion fosfor, zat besi, pigmen karoten dan air. Putih telur mengandung protein albumin, beberapa ion, air dan beberapa mineral, berfungsi melindungi embrio dari goncangan.

 

Ruang udara berfungsi menyediakan oksigen untuk embrio.

Cangkang berfungsi melindungi telur dari kerusakan akibat goncangan atau kuman penyakit dan juga terdapat pori yang memungkinkan pertukaran gas pernapasan.

 

Telur dapat menetas menjadi individu baru apabila dierami atau lingkungannya sesuai. Pada ayam, itik dan burung, telur dierami dibawah tubuh induknya. Sedangkan pada kura – kura dan penyu, telur dierami di bawah tanah sekitar pantai.

Contoh hewan ovipar : burung, ayam (Gallus gallus), katak (Rana sp.), penyu (Celonia mydas) dan sebagainya.

 

Hewan ovovivipar adalah hewan beranak dan bertelur. Embrio hewan ovovivipar berkembang didalam telur, namun telur tidak dikeluarkan dari tubuh hewan betina, melainkan hanya embrionya saja (anaknya) yang dilahirkan. Contohnya : kadal (Mabouya multifasciata) dan beberapa jenis ular.

 

Hewan juga mengalami siklus hidup, sebagai contoh, hewan laut ubur – ubur (Aurelia aurita). Ubur – ubur bereproduksi secara seksual dan aseksual. Ubur – ubur sering dijumpai dalam bentuk medusa atau tahap generatif (menghasilkan sel kelamin). Sel kelamin yang dihasilkan, dilepaskan ke air dan mengalami fertilisasi sehingga membentuk zigot.

 

Kemudian zigot berkembang menjadi larva, selanjutnya larva tumbuh menjadi skifistoma kemudian menjadi polip. Polip dapat berkembangbiak aseksual dengan membentuk tunas. Polip akan berkembang dan tersusun atas strobilus. Polip strobilus mengalami reproduksi aseksual yaitu dapat terlepas dan menjadi medula.

 

Pada siklus hewan yang diawali dengan bertelur, ketika telurnya menetas hingga menjadi dewasa bentuknya berubah – ubah. Hal ini disebut metaformosis. Hewan yang mengalami metamorfosis contohnya kupu – kupu, kecoak, katak dan sebagainya.

 

 

Tugas 3 Bab 2

 

  1. Jelaskan apa itu metamorfosis!
  2. Jelaskan perbedaan anatar metomorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna!
  3. Gambarkan siklus metamorfosis sempurna!
  4. Gambarkan siklus metamorphosis tidak sempurna!
  5. Sebutkan masing-masing 3 contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna!

 

 

 

 

 

 

 

  

Modul IPA Kelas IX Kurikulum 2013 - Bab 2 Part 2

                         BAB 2

Sistem Reproduksi pada Tumbuhan                       Part 2

 

1. Reproduksi Tumbuhan Gymnospermae

 

Tumbuhan Gymnospermae tidak memiliki bunga, tetapi memiliki alat seksual yang bernama strobilus atau runjung. Pada tumbuhan pinus ( Pinus merkusii ) dan melinjo ( Gnetum gnemon ) memiliki strobilus jantan dan betina dalam satu pohon. Sedangkan pakis haji ( Cycas sp.) Hanya memiliki strobilus betina atau strobilus jantan saja dalam satu pohon.

 

Pada strobilus jantan terdapat sporangia, sporangia mengalami meiosis menghasilkan mikrospora. Mikrospora berkembang menjadi serbuk sari yang bersayap. Pada mikrospora terdapat megasporofil, tiap megasporofil memiliki 2 megasporangium, megasporangium mengalami meiosis menghasilkan megaspora, megaspora mengalami mitosis menghasilkan ovum.

 

Reproduksi generatif Gymnospermae terjadi melalui penyerbukan. Penyerbukan pada Gymnospermae terjadi suatu serbuk sari yang menempel pada lubang bakal biji. Serbuk sari akan tertangkap oleh cairan pada lubang bakal biji. Jika cairan menguap, serbuk sari akan masuk kedalam bakal biji dan terjadi pembuahan (fertilisasi).

Reproduksi vegetatif Gymnospermae terjadi melalui Pemesanan tunas. Contohnya pada pinus dapat membentuk tunas akar dan pada pakis haji membentuk tunas yang disebut bulbil. 

Siklus hidup pada Gymnospermae terdiri dari 2 tahapan yaitu Gametofit dan Sporofit.

 

2. Reproduksi Tumbuhan Paku

 

Tumbuhan paku tidak memiliki bunga, organ reproduksinya berupa spora. Namun, tumbuhan paku juga bisa diproduksi secara generatif. Siklus hidup tumbuhan paku dimulai dari fase sporofit.

 

Pada tahap sporofit, tanpa kekurangan air dalam kotak spora, maka kotak spora akan sobek dan spora didalamnya kan keluar. Spora akan terkenal dan akan tumbuh menjadi protalium dengan lingkungan yang sesuai.

 

Tahap gametofit (generatif) dimulai ketika protalium tumbuh. Protalium akan tumbuh menghasikan anteridium dan arkegonium. Anteridium menghasilkan sperma berflagel dan arkegonium menghasilkan ovum.

 

Fertilisasi terjadi lingkungan sperma sampai pada ovum dan membentuk zigot. Sperma memerlukan udara untuk pergerakannya. Zigot yang tumbuh dan berkembang akan memulai tahap sporofit baru. Siklus pada tumbuhan paku ini juga disebut siklus pergiliran keturunan.

 

3. Reproduksi Tumbuhan Lumut

 

Lumut adalah tumbuhan yang hidup didaerah lembab. Lumut belum memiliki akar, batang dan daun sejati. lumut disebut sebagai tumbuhan perintis (pionir) yaitu tumbuhan yang pertama kali tumbuh pada lingkungan yang telah rusak akibat aliran lava atau kebakaran hutan.

 

Sebagai pelopor, lumut akan tumbuh dan mati membentuk nutrisi tanah. Proses ini bersamaan dengan pelapukan bebatuab akibat panas, pelapukan fisika dan pelapukan kimia yang akhirnya membentuk tanah, sehingga tumbuhan lain dapat tumbuh pada tanah tersebut.

 

Lumut dapat membantu menyimpan nitrogen dalam tanah. Berdasarkan Kelasnya, lumut dibagi menjadi 2 yaitu lumut hati (Hepaticae) dan lumut daun (Musci). Lumut hati terdiri dari bangsa Anthocerotales (Lumut tanduk), Marchantiales dan Jungermaniales. Lumut daun terdiri dari bangsa Andreales, Sphagnales (Lumut Gambut) dan Bryales.

 

Lumut ada yang berfungsi sebagai obat, contoh Marchantia polymorpha untuk merawat Hepar (penyakit hati pada manusia). Berfungsi sebagai bahan bakar batu bara ketika lumut sudah lapuk, contohnya Sphagnum sp.

 

Lumut dapat mengalami pergiliran turunan . Reproduksi lumut yang dapat dijumpai adalah fase gametofit. Alat perburuan lumut yaitu Arkegonium (gamet betina) dan Anteridium (gamet jantan). 

 

Fertilisasi lumut terjadi ketika musim hujan, yaitu ketika sperma berenang menuju ovum dan terjadilah pembuahan, sehingga membantuk zigot.

 

Zigot tumbuh dan berkembang menghasilkan Sporofit muda, kemudian sporofit muda tumbuh menjadi sporofit dewasa dan menghasilkan sporangium (kotak spora). Sporangium mengalami meiosis menghasilkan spora yang haploid (n).

 

Selanjutnya, spora tersebut lingkungannya sesuai, akan tumbuh menajadi individu baru. 

Lumut mengalami perburuan vegetatif melalui kuncup ( Gemmae ) dan Fragmentasi. Fragmentasi terjadi ketika Lumut melepaskan sebagian tubuhnya untuk tumbuh menjadi individu baru.

 

 

 

4. Teknologi Reproduksi pada Tumbuhan

 

Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman menggunakan larutan nutrisi dan mineral dalam udara. Sayuran seperti paprika, tomat, terong, selada dan timun dapat ditumbuhkan secara hidroponik atau ditambahkan media yang tak larut dalam air seperti: spons, arang, sekam, kerikil, serbuk kayu dan sebaginya.

 

Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman menggunakan instalasi secara bertingkat (vertikal) dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah produksi tanaman. Vertikultur ini cocok untuk penghijauan di daerah lahan terbatas dan daerah perkotaan.

 

Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tumbuhan dengan cara mengambil bagian sel, jaringan, atau organ tumbuhan. Bagian tersebut ditumbuhkan dalam kondisi steril pada media yang mengandung zat nutrisi dan zat pengatur tumbuh (hormon).

 

Selanjutnya, bagian tumbuhan tersebut akan memperbanyak diri dan berkembang menjadi tumbuhan yang memiliki organ lengkap seperti akar, batang dan daun. Kultur jaringan menerapkan prinsip secara vegetatif.

 

Kultur jaringan disebut juga kultur in vitro. teori dari kultur in vitro adalah Totipotensi, yaitu setiap bagian tumbuhan dapat berkembang dengan baik karena seluruh bagian tumbuhan terdiri atas jaringan hidup. Sehingga, hasil dari kultur jaringan memiliki sifat yang sama dengan induknya.

 

 

 

Tugas 2 Bab 2

  1. Gambarlah bagaimana siklus perkembangbiakan tumbuhan gymnospermae!
  2. Jelaskan apa fungsi sayap yang ada pada serbuk sari dan biji tumbuhan gymnospermae!
  3. Kamu telah mengetahui tentang teknologi perkembangbiakan pada tumbuhan. Naaah…sekarang coba tuliskan apa saja manfaat teknologi perkembangbiakan tumbuhan (vertikultur, hidroponik dan kultur jaringan) bagi manusia?

 

 

 

 

 

 

 

Modul IPA Kelas IX Kurikulum 2013 - Bab 2 Part 1

 

                      BAB 2

Sistem Reproduksi pada Tumbuhan             Part 1

  

1. Reproduksi Tumbuhan

 

Reproduksi tumbuhan secara umum ada 2 yaitu aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Reproduksi vegetatif terjadi karena tumbuhan mampu menghasilkan individu baru tanpa proses fertilisasi. Sedangkan reproduksi generatif adalah reproduksi melalui proses fertilisasi (pembuahan sel kelamin betina oleh sel kelamin jantan).

Tumbuhan dapat melakukan reproduksi vegetatif dikarenakan memiliki sel meristem yaitu sel yang mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel penyusun jaringan dan organ. Keturunan yang dihasilkan reproduksi vegetatif memiliki sifat/karakter yang sama dengan induk.

 

2. Reproduksi Vegetatif Angiospermae

 

Reproduksi vegetatif tumbuhan angiospermae ada 2 yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan. Vegetatif alami adalah reproduksi vegetatif tanpa bantuan manusia.

Vegetatif alami ada 5 yaitu Rhizoma, Stolon, Umbi Lapis, Umbi Batang dan Kuncup Adventif Daun.

  1. Rhizoma adalah batang yang ada didalam tanah. Rhizoma ini beruas dan berbuku. Pada setiap bukunya, terdapat tunas yang bisa berkembang menjadi individu baru. Contoh Rhizoma yaitu Kunyit (Curcuma domestica), Jahe (Zingiber officinale), Temulawak (Curcuma zanthorrizha) dan Lengkuas (Alpinia galangga).
  2. Stolon (geragih) adalah batang tumbuhan yang menjalar diatas tanah. Stolon ini berbuku – buku, setiap bukunya terdapat tunas yang bisa berkembang menjadi individu baru. Contoh Stolon yaitu Strawberry, pegagan (Centela asiatica).
  3. Umbi lapis (bulbus) merupakan modifikasi batang dan daun, tersusun atas lapisan daun dan batang (cakram). Pada umbi lapis terdapat kuncup samping (anak umbi atau siung) yang apabila dipisahkan dari umbi induk, akan tumbuh menjadi individu baru. Contohnya Bawang merah (Allium cepa).
  4. Umbi batang merupakan modifikasi batang yang mengalami pembengkakan didalam tanah. Pada umbi batang ini terdapat mata tunas yang dapat berkembang menjadi individu baru. Selain itu, umbi batang ini bisa untuk cadangan makanan. Contoh Umbi Batang yaitu Kentang (Solanum tuberosum).
  5. Kuncup Adventif Daun adalah kuncup yang terdapat pada tepi daun, disebut juga tunas liar tepi daun. Kuncup ini dapat berkembang menjadi individu baru. Contoh Kuncup adventif daun yaitu Cocor Bebek.

 

Vegetatif buatan : reproduksi vegetatif dengan bantuan manusia. Vegetatif buatan ada 5 yaitu Cangkok, Merunduk, Menyambung, Menempel (Okulasi) dan Stek.

  1. Cangkok dilakukan dengan mengelupas kulit tangkai tanaman berkayu, kemudian dibalut dengan tanah dan dibungkus dengan serabut kelapa atau plastik. Apabila pada bagian tersebut tumbuh akar, maka tangkai dapat dipotong kemudian ditanam di tanah.

Hasil dari tumbuhan cangkok adalah cepat berbuah tetapi perakarannya kurang kuat. Contoh Cangkok yaitu Mangga (Mangifera indica), Jeruk (Citrus sp.), Rambutan dan Kelengkeng (Dimocarpus longan).

  1. Merunduk dilakukan dengan membenamkan tangkai tanaman kedalam tanah, sehingga bagian yang tertanam dalam tanah akan tumbuh akar. Marunduk dapat dilakukan pada tumbuhan yang memiliki batang panjang dan lentur, contohnya bunga Alamanda (Alamanda catartica).
  2. Okulasi dilakukan dengan menempelkan mata tunas kulit tanaman pada batang tanaman yang sejenis. Okulasi digunakan untuk mendapatkan tumbuhan jenis unggul. Contohnya pohon jeruk yang masih muda menghasilkan buah banyak dan rasa manis.
  3. Stek dilakukan dengan memotong bagian tumbuhan, kemudian ditanam untuk menghasilkan individu baru. Contohnya singkong (Manihot utilissima) dan mawar (Rosa sp.) dipotong batangnya kemudian ditanam di tanah (stek batang), sukun (Artocarpus comunis) dipotong akarnya kemudian ditanam di tanah (stek akar).

 

3. Reproduksi Generatif Angiospermae

Organ reproduksi generatif pada Angiospermae berupa bunga dan biji. Reproduksi Generatif Tumbuhan Angiospermae ada 4 yaitu Penyerbukan (Polinasi), Pembuahan (Fertilisasi), Penyebaran Biji dan Perkecambahan.

 

4. Penyerbukan adalah proses menempelnya serbuk sari pada kepala putik. Sel kelamin jantan pada tumbuhan berbunga adalah serbuk sari, sel kelamin betinanya adalah putik.

Penyerbukan dapat terjadi apabila adanya perantara, misalnya lebah yang hinggap pada bunga yang satu, dikakinya menempel serbuk sari kemudian hinggap ke bunga lain yang sejenis kemudian menempel pada kepala putik. Sehingga, lebah disebut sebagai perantara penyerbukan.

Jenis perantara penyerbukan yang lain yaitu:

  1. Anemogami : penyerbukan oleh angin, terjadi pada tumbuhan yang memiliki bunga kecil, banyak, ringan, tidak berbau dan tidak memiliki nektar. Contohnya padi (Oriza sativa).
  2. Entomogami : penyerbukan oleh serangga, terjadi pada bunga yang memiliki warna menarik, berbau harum dan memiliki nektar. Contohnya bunga matahari (Helianthus annus). Contoh serangganya lebah madu (Apis mellifera), kupu – kupu (Eurema sp.)
  3. Ornitogami : penyerbukan oleh burung, terjadi pada bunga berwarna merah, besar, berbentuk terompet, tidak berbau dan nektar banyak. Contohnya bunga dadap merah (Erythrina variegata).
  4. Kiropterogami : penyerbukan oleh kelelawar, terjadi pada bunga berwarna menarik, berbau, memiliki nektar dan mekar pada malam hari. Contohnya bunga kaktus (Opuntia sp.).
  5. Antropogami : penyerbukan oleh manusia, terjadi pada bunga yang berumah dua yaitu bunga yang hanya memiliki serbuk sari saja atau memiliki putik saja. Sehingga, penyerbukannya harus dibantu oleh manusia. Contohnya bunga vanili dan anggrek (Phalaenopsis sp.)

 

5. Fertilisasi : pembuahan sel kelamin betina oleh sel kelamin jantan. Serbuk sari memiliki inti vegetatif dan inti generatif. Setelah penyerbukan, serbuk sari melekat pada kepala putik dan membentuk buluh serbuk sari. Selanjutnya, buluh serbuk sari menuju bakal buah dan membelah menjadi 2 inti sel generatif, selanjutnya membentuk 2 sperma.

 

Inti sel vegetatif dalam serbuk sari berperan sebagai penuntun gerak tumbuh buluh serbuk sari ke bakal biji. Selanjutnya, satu inti sperma membuahi satu inti ovum, dan satu sperma lain membuahi inti kandung lembaga sekunder membentuk endosperm atau cadangan makanan. Pada proses ini terjadi dua kali pembuahan dan disebut pembuahan ganda.

 

Penyebaran biji pada Angiospermae terjadi pada tumbuhan baru yang tumbuh agak jauh dari induknya. Penyebaran biji dapat dilakukan melalui perantara yaitu : Anemokori, Hidrokori, Zookori dan Antropokori.

  1. Anemokori : penyebaran biji oleh angin, terjadi pada tumbuhan berbiji kecil, ringan dan bersayap. Biji ringan dan bersayap mudah terbawa angin sehingga, biji bergerak mengikuti arah angin. Contohnya bunga dandelion (Taraxacum sp.).
  2. Hidrokori : penyebaran biji oleh air, terjadi pada tumbuhan yang hidupnya dekat perairan. Contohnya kelapa (Cocos nucifera) dan bakau (Rhizopora apiculata). Biji kelapa termasuk biji besar, terdiri dari tempurung, sabut dan kulit kelapa. Biji kelapa bisa terapung di air karena sabut kelapa memiliki banyak rongga udara.
  3. Zookori : penyebaran biji oleh hewan. Dibagi menjadi 4 yaitu : Entomokori, Kiropterokori, Ornitokori dan Mammokori. Entomokori : penyebaran biji oleh serangga, contohnya Wijen (Sesamum indicum) dan Bakau (Taraxacum sp.).
  4. Kiropterokori : penyebaran biji oleh kelelawar, contohnya jambu biji (Psidium guajava) dan pepaya (Carica papaya). Ornitokori : penyebaran biji oleh burung, contohnya beringin dan benalu. Mammokori : penyebaran biji oleh mammalia, contohnya kelelawar membantu biji kopi (Coffea sp.).
  5. Antropokori : penyebaran biji oleh manusia, contohnya manusia menanam padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), atau tumbuhan lain.

 

Dormansi adalah keadaan biji dalam masa istirahat. Setelah selesai dormansi, biji tumbuhan menjadi tumbuhan baru yang disebut perkecambahan. Lamanya dormansi biji dipengaruhi oleh banyak faktor dan setiap tumbuhan memiliki masa dormansi yang berbeda.

 

 Tugas 1 Bab 2

 

  1. Gambarkan bunga kembang sepatu lengkap dengan bagian dan fungsinya masing-masing!