Selasa, 18 Agustus 2020

Modul IPA Kelas IX Kurikulum 2013 - Bab 2 Part 2

                         BAB 2

Sistem Reproduksi pada Tumbuhan                       Part 2

 

1. Reproduksi Tumbuhan Gymnospermae

 

Tumbuhan Gymnospermae tidak memiliki bunga, tetapi memiliki alat seksual yang bernama strobilus atau runjung. Pada tumbuhan pinus ( Pinus merkusii ) dan melinjo ( Gnetum gnemon ) memiliki strobilus jantan dan betina dalam satu pohon. Sedangkan pakis haji ( Cycas sp.) Hanya memiliki strobilus betina atau strobilus jantan saja dalam satu pohon.

 

Pada strobilus jantan terdapat sporangia, sporangia mengalami meiosis menghasilkan mikrospora. Mikrospora berkembang menjadi serbuk sari yang bersayap. Pada mikrospora terdapat megasporofil, tiap megasporofil memiliki 2 megasporangium, megasporangium mengalami meiosis menghasilkan megaspora, megaspora mengalami mitosis menghasilkan ovum.

 

Reproduksi generatif Gymnospermae terjadi melalui penyerbukan. Penyerbukan pada Gymnospermae terjadi suatu serbuk sari yang menempel pada lubang bakal biji. Serbuk sari akan tertangkap oleh cairan pada lubang bakal biji. Jika cairan menguap, serbuk sari akan masuk kedalam bakal biji dan terjadi pembuahan (fertilisasi).

Reproduksi vegetatif Gymnospermae terjadi melalui Pemesanan tunas. Contohnya pada pinus dapat membentuk tunas akar dan pada pakis haji membentuk tunas yang disebut bulbil. 

Siklus hidup pada Gymnospermae terdiri dari 2 tahapan yaitu Gametofit dan Sporofit.

 

2. Reproduksi Tumbuhan Paku

 

Tumbuhan paku tidak memiliki bunga, organ reproduksinya berupa spora. Namun, tumbuhan paku juga bisa diproduksi secara generatif. Siklus hidup tumbuhan paku dimulai dari fase sporofit.

 

Pada tahap sporofit, tanpa kekurangan air dalam kotak spora, maka kotak spora akan sobek dan spora didalamnya kan keluar. Spora akan terkenal dan akan tumbuh menjadi protalium dengan lingkungan yang sesuai.

 

Tahap gametofit (generatif) dimulai ketika protalium tumbuh. Protalium akan tumbuh menghasikan anteridium dan arkegonium. Anteridium menghasilkan sperma berflagel dan arkegonium menghasilkan ovum.

 

Fertilisasi terjadi lingkungan sperma sampai pada ovum dan membentuk zigot. Sperma memerlukan udara untuk pergerakannya. Zigot yang tumbuh dan berkembang akan memulai tahap sporofit baru. Siklus pada tumbuhan paku ini juga disebut siklus pergiliran keturunan.

 

3. Reproduksi Tumbuhan Lumut

 

Lumut adalah tumbuhan yang hidup didaerah lembab. Lumut belum memiliki akar, batang dan daun sejati. lumut disebut sebagai tumbuhan perintis (pionir) yaitu tumbuhan yang pertama kali tumbuh pada lingkungan yang telah rusak akibat aliran lava atau kebakaran hutan.

 

Sebagai pelopor, lumut akan tumbuh dan mati membentuk nutrisi tanah. Proses ini bersamaan dengan pelapukan bebatuab akibat panas, pelapukan fisika dan pelapukan kimia yang akhirnya membentuk tanah, sehingga tumbuhan lain dapat tumbuh pada tanah tersebut.

 

Lumut dapat membantu menyimpan nitrogen dalam tanah. Berdasarkan Kelasnya, lumut dibagi menjadi 2 yaitu lumut hati (Hepaticae) dan lumut daun (Musci). Lumut hati terdiri dari bangsa Anthocerotales (Lumut tanduk), Marchantiales dan Jungermaniales. Lumut daun terdiri dari bangsa Andreales, Sphagnales (Lumut Gambut) dan Bryales.

 

Lumut ada yang berfungsi sebagai obat, contoh Marchantia polymorpha untuk merawat Hepar (penyakit hati pada manusia). Berfungsi sebagai bahan bakar batu bara ketika lumut sudah lapuk, contohnya Sphagnum sp.

 

Lumut dapat mengalami pergiliran turunan . Reproduksi lumut yang dapat dijumpai adalah fase gametofit. Alat perburuan lumut yaitu Arkegonium (gamet betina) dan Anteridium (gamet jantan). 

 

Fertilisasi lumut terjadi ketika musim hujan, yaitu ketika sperma berenang menuju ovum dan terjadilah pembuahan, sehingga membantuk zigot.

 

Zigot tumbuh dan berkembang menghasilkan Sporofit muda, kemudian sporofit muda tumbuh menjadi sporofit dewasa dan menghasilkan sporangium (kotak spora). Sporangium mengalami meiosis menghasilkan spora yang haploid (n).

 

Selanjutnya, spora tersebut lingkungannya sesuai, akan tumbuh menajadi individu baru. 

Lumut mengalami perburuan vegetatif melalui kuncup ( Gemmae ) dan Fragmentasi. Fragmentasi terjadi ketika Lumut melepaskan sebagian tubuhnya untuk tumbuh menjadi individu baru.

 

 

 

4. Teknologi Reproduksi pada Tumbuhan

 

Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman menggunakan larutan nutrisi dan mineral dalam udara. Sayuran seperti paprika, tomat, terong, selada dan timun dapat ditumbuhkan secara hidroponik atau ditambahkan media yang tak larut dalam air seperti: spons, arang, sekam, kerikil, serbuk kayu dan sebaginya.

 

Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman menggunakan instalasi secara bertingkat (vertikal) dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah produksi tanaman. Vertikultur ini cocok untuk penghijauan di daerah lahan terbatas dan daerah perkotaan.

 

Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tumbuhan dengan cara mengambil bagian sel, jaringan, atau organ tumbuhan. Bagian tersebut ditumbuhkan dalam kondisi steril pada media yang mengandung zat nutrisi dan zat pengatur tumbuh (hormon).

 

Selanjutnya, bagian tumbuhan tersebut akan memperbanyak diri dan berkembang menjadi tumbuhan yang memiliki organ lengkap seperti akar, batang dan daun. Kultur jaringan menerapkan prinsip secara vegetatif.

 

Kultur jaringan disebut juga kultur in vitro. teori dari kultur in vitro adalah Totipotensi, yaitu setiap bagian tumbuhan dapat berkembang dengan baik karena seluruh bagian tumbuhan terdiri atas jaringan hidup. Sehingga, hasil dari kultur jaringan memiliki sifat yang sama dengan induknya.

 

 

 

Tugas 2 Bab 2

  1. Gambarlah bagaimana siklus perkembangbiakan tumbuhan gymnospermae!
  2. Jelaskan apa fungsi sayap yang ada pada serbuk sari dan biji tumbuhan gymnospermae!
  3. Kamu telah mengetahui tentang teknologi perkembangbiakan pada tumbuhan. Naaah…sekarang coba tuliskan apa saja manfaat teknologi perkembangbiakan tumbuhan (vertikultur, hidroponik dan kultur jaringan) bagi manusia?

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar